Hai. Aku mau ngepost puisi lagi nih. Tapi puisinya yang sekarang bahasanya aneh._. mungkin yang nge-dong puisinya cuma aku. Tapi ya... pokoknya selamat membaca:-)
Kuncup Muara Diam
Laun menyadap waktu,
Senyap mendekap rindu,
Ulur kau tarik sendu,
Rimbamu kau kuncup, mekar buasmu
Rimbun hirupku, kemudian kau gugur huluku
Rentanglah jembar hatimu
Sukmaku kau ikat pilu
Lisanmu mekar bisu,
Detakmu cumbu rembulan,
Hatimu memikuk sumbang,
Gersang menguncup mekar,
Jejak tak lampau, raga tak sampai, angin tak berimpi,
Sungkanku langkah sepi,
Layak muara ringkuh benak semu,
Resahmu kau buat cumbu,
Resahku ku buat rindu,
Ikat hatimu dengan belahmu,
Jerat satu menuai rindu,
Simpang buai menghelai belai,
Meneguh janji, membungkam sepi,
kau dan candu barumu,
Membungkam rindu,
mencambuk uluh,
Diamku membisu, pikirku tak berkelu,
Hempas ujung tebing, tumpas terpa angin,
Ledak rasaku, tumpah lumbungku,
Menghulu di runtutan tawa,
Memuara di palung rasa,
Aku tak layu,
Peluk durimu, ruah piluku,
Rapuh retakku,
Arak gulita membendung basa,
Berada di antara mekar, aku layu dan berlalu,
Menunggu pulangmu di ribuan waktu.
Selasa, 22 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar